BELUKAP MANGROVE CLUB JURUSAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
Kawasan mangrove merupakan kawasan yang sagat penting dalam daur hidup organisme. Adapun peran mangrove baik secara ekologis seperti mencegah abrasi dan intrusi air laut, maupun secara biologi dimana kawasan di mangrove terdapat beragam jenis makhluk hidup yang menggantungkan hidupnya pada kelestarian kawasan ini. Pentingnya menjaga ekosistem mangrove sebagai kawasan konservasi lingkungan laut agaknya melatar belakangi 19 orang mahasiswa ilmu kelautan untuk memprakarsai berdirinya study club mengenai mangrove. Salah satu dari ke-`19 mahasiswa tersebut adalah syahrial selaku ketua umum. Dengan berbekal dukungan dari Dr.Ir.Sofyan Siregar,M.Phill selaku ketua jurusan ilmu kelautan, maka pada tanggal 2 Desember 2009 berdirilah study club mengenai mangrove yang dinamai Belukap mangrove club. Belukap mangrove club diambil dari nama salah satu spesies mangrove yang melegenda di kota dumai dengan nama ilmiah Rhizophora mucronata, alih-alih sebagai pusat kajian mangrove tersebut.
BMC( belukap mangrove club) berkosentrasi pada penyelamatan ekosistem mangrove yang disinyalisir telah hampir gundul di kota dumai. Hal ini sesuai dengan visi dari BMC itu sendiri yaitu sebagai pusat kegiatan mahasiswa dalam rehabilitasi dan pensosialisasian tumbuhan mangrove khususnya di Jurusan Ilmu Kelautan dan mahasiswa di Kawasan Sumatera pada umumnya.
Adapun untuk mensukseskan kegiatan yang terprogram, BMC memiliki beberapa Dewan Penasehat yang terdiri dari dosen-dosen ilmu kelautan yang berkompeten dalam penanganan masalah mangrove.
Saat ini BMC memiliki anggota sejumlah 45 orang yang tergabung dalam kepengurusan maupun sebagai anggota biasa. Syahrial selaku pendiri dan ketua BMC optimis ke depannya BMC akan lebih dikenal dan mendapatkan dukungan dari semua pihak. Syahrial menambahkan, bahwasanya sejauh ini ia tidak mendapatkan kendala yang begitu berarti. Adapun kendala yang dihadapi adalah klasiknya kendala organisasi kemahasiswaan seperti masalah dana. Namun dengan adanya Back-Up dari ketua jurusan semua kendala tersebut dapat teratasi. Adapun kegiatan yang telah terealisasikan antara lain Diklat Dasar pengenalan mangrove, Aksi bersih pantai, seminar dan workshop mangrove, penanaman dan identifikasi jenis-jenis mangrove,dan sebagainya.
Dr.Ir.Sofyan Siregar,M.Phill selaku ketua jurusan Ilmu Kelautan sangat menyambut baik minat dari para mahasiswa tersebut. Sofyan mengaku bangga bahwa mahasiswanya mampu berpikir aktif dan memberikan tindakan yang konkrit atas salah satu permasalahan lingkungan belakangan ini. “mahasiswa tersebut memang harus pro aktif, bukan hanya mampu mengkritik, tapi juga mampu memberikan solusi. Bahkan sekarang diharapakan mahasiswa tersebut harus langsung memberikan siuatu tindakan nyata,”terang sofyan. “Bahkan diharapkan akan banyak yang mencontoh untuk mengadakan kegiatan-kegiatan serupa. Semoga dengan adanya BMC ini, sedikit dari permasalahan ekosistem yang ada dapat teratasi,”tambah sofyan lagi.
UNIVERSITAS RIAU
Kawasan mangrove merupakan kawasan yang sagat penting dalam daur hidup organisme. Adapun peran mangrove baik secara ekologis seperti mencegah abrasi dan intrusi air laut, maupun secara biologi dimana kawasan di mangrove terdapat beragam jenis makhluk hidup yang menggantungkan hidupnya pada kelestarian kawasan ini. Pentingnya menjaga ekosistem mangrove sebagai kawasan konservasi lingkungan laut agaknya melatar belakangi 19 orang mahasiswa ilmu kelautan untuk memprakarsai berdirinya study club mengenai mangrove. Salah satu dari ke-`19 mahasiswa tersebut adalah syahrial selaku ketua umum. Dengan berbekal dukungan dari Dr.Ir.Sofyan Siregar,M.Phill selaku ketua jurusan ilmu kelautan, maka pada tanggal 2 Desember 2009 berdirilah study club mengenai mangrove yang dinamai Belukap mangrove club. Belukap mangrove club diambil dari nama salah satu spesies mangrove yang melegenda di kota dumai dengan nama ilmiah Rhizophora mucronata, alih-alih sebagai pusat kajian mangrove tersebut.
BMC( belukap mangrove club) berkosentrasi pada penyelamatan ekosistem mangrove yang disinyalisir telah hampir gundul di kota dumai. Hal ini sesuai dengan visi dari BMC itu sendiri yaitu sebagai pusat kegiatan mahasiswa dalam rehabilitasi dan pensosialisasian tumbuhan mangrove khususnya di Jurusan Ilmu Kelautan dan mahasiswa di Kawasan Sumatera pada umumnya.
Adapun untuk mensukseskan kegiatan yang terprogram, BMC memiliki beberapa Dewan Penasehat yang terdiri dari dosen-dosen ilmu kelautan yang berkompeten dalam penanganan masalah mangrove.
Saat ini BMC memiliki anggota sejumlah 45 orang yang tergabung dalam kepengurusan maupun sebagai anggota biasa. Syahrial selaku pendiri dan ketua BMC optimis ke depannya BMC akan lebih dikenal dan mendapatkan dukungan dari semua pihak. Syahrial menambahkan, bahwasanya sejauh ini ia tidak mendapatkan kendala yang begitu berarti. Adapun kendala yang dihadapi adalah klasiknya kendala organisasi kemahasiswaan seperti masalah dana. Namun dengan adanya Back-Up dari ketua jurusan semua kendala tersebut dapat teratasi. Adapun kegiatan yang telah terealisasikan antara lain Diklat Dasar pengenalan mangrove, Aksi bersih pantai, seminar dan workshop mangrove, penanaman dan identifikasi jenis-jenis mangrove,dan sebagainya.
Dr.Ir.Sofyan Siregar,M.Phill selaku ketua jurusan Ilmu Kelautan sangat menyambut baik minat dari para mahasiswa tersebut. Sofyan mengaku bangga bahwa mahasiswanya mampu berpikir aktif dan memberikan tindakan yang konkrit atas salah satu permasalahan lingkungan belakangan ini. “mahasiswa tersebut memang harus pro aktif, bukan hanya mampu mengkritik, tapi juga mampu memberikan solusi. Bahkan sekarang diharapakan mahasiswa tersebut harus langsung memberikan siuatu tindakan nyata,”terang sofyan. “Bahkan diharapkan akan banyak yang mencontoh untuk mengadakan kegiatan-kegiatan serupa. Semoga dengan adanya BMC ini, sedikit dari permasalahan ekosistem yang ada dapat teratasi,”tambah sofyan lagi.
semangat!!!! perlahan tapi pasti