Belukap Mangrove Club IK UR
Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Tuhan menciptakan sesuatu pasti ada manfaatnya bagi makhluk hidup di muka bumi ini. Hutan mangrove memberikan kontribusi yang tak terhitung bagi organisme akuatik. Tumbuh di zona peralihan tidak membuat tumbuhan ini tidak bisa melanjutkan kelangsungan hidupnya. Akan tetapi tumbuhan ini memanfaatkan kesempatan ini sebagai kehebatan yang tidak dimiliki oleh tumbuhan tingkat tinggi lainnya. Inilah 9 keunggulan hutan mangrove versi BMC, diantaranya :
1. Hidup di habitat daratan dan air laut.
Mangrove tumbuh di bibir pantai dan merambah tumbuh menjorok ke zona laut, merupakan suatu ekosistem yang khas. Khas karena bertahan hidup di dua zona transisi antara daratan dan lautan, sementara tanaman lain tidak mampu bertahan.
2.Sebagai buffer (perisai alam) dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus.
3. Mempunyai toleransi besar terhadap kadar garam dan dapat berkembang di daratan bersalinitas tinggi di mana tanaman biasa tidak dapat tumbuh.

4. Menjadi produsen utama perikanan laut.
5. Penyambung dan penyeimbang ekosistem darat dan laut.
6. Daerah pemijahan (spawning grounds), daerah mencari makanan (feeding grounds) dan pembesaran (nursery grounds) berbagai jenis ikan, kerang dan spesies lainnya.
7. Memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik.

8. Bentuk perakaran yang special sehingga memberikan banyak nutrient bagi larva dan juvenil ikan.
9. Membantu dalam pengembangan dalam bidang sosial dan ekonomi masyarakat sekitar pantai dengan mensuplai benih untuk industri perikanan.

Hijau Pesisirku!
Belukap Mangrove Club IK UR

Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Mungkin sebagian orang sudah ada yang mengenal/mengetahui bentuk fisik dari ikan tembakul dan sebagian orang lagi mungkin belum mengetahui sama sekali bagaimana sih bentuk ikan tembakul itu?.
Ikan tembakul adalah nama lain dari ikan gelodok yang dalam ilmiahnya terbagi atas tiga kelompok yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmodon.  Ikan ini hanya bisa dijumpai di daerah yang berlumpur dan daerah air dangkal disekitar ekosistem mangrove.
Ikan ini mempunyai ciri khas dan unik jika dibandingkan dengan spesies ikan yang lainnya. Bisa hidup di dua alam yang berbeda yakni alam air dan alam darat. Kedua mata dari ikan tembakul ini menonjol keluar seperti mata kodok. Kalau kodok bisa melompat-lompat, ikan ini juga tidak mau mengalah sedikit pun dan ia pun bisa melompat-lompat di darat.
Ikan ini kebanyakan menghabiskan waktunya di darat (90%) dari pada di air (10%). Di darat, daya tahan ikan ini sungguh kuat, yang mana didukung oleh kemampuan bernafas dengan kulit tubuh serta lapisan selaput lendirnya yang berada di mulut dan kerongkongan. Waktu yang dibutuhkan oleh ikan ini untuk menjemur diri di darat adalah lebih dari 7-8 menit kemudian mencelupkan lagi dirinya ke air.
Menyimpan sejumlah air di dalam rongga insangnya yang membesar adalah salah satu kelebihan dari ikan tembakul, sehingga insangnya selalu terendam dan bisa dimanfaatkan jikalau keluar dari air.
Akar-akar pohon mangrove bisa dipanjatnya dan menggali lubang adalah hobi dari ikan ini. Lubang yang dibangun bisa mencapai lebih dari 0,5 meter dan bercabang-cabang yang terisi dengan air dan sedikit udara.

Dan tidak kalah menawan dari ikan ini adalah terletak di sirip punggungnya jika dikembangkan. Perpaduan warna yang sangat memukau, dihiasi dengan bentik-bintik kecil sehingga sungguh terlihat kontras percampuran warna tersebut. Alangkah menawannya fauna mangrove yang satu ini.
Hijau Pesisirku!
Belukap Mangrove Club IK UR

Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Banyak orang mengira hutan mangrove merupakan hutan yang tidak ada artinya sehingga banyak masyarakat yang merubah atau mengkoversi hutan mangrove menjadi areal pertambakan, pemukiman dan industri. Pasti sebagian orang lagi telah mengerti apa manfaat hutan mangrove itu, yang mana bermanfaat dalam menciptakan ekosistem pantai yang layak bagi kehidupan organisme akuatik.
Lihat lah gambar di bawah ini, ini adalah salah satu bukti konkrit kekuatan yang dimiliki oleh mangrove. Selain hutan mangrove bisa menahan terpaan ombak yang menghantam tiada henti, hutan mangrove juga bisa menahan beratnya beban manusia yang mencapai ± 80 Kg mungkin lebih.
Mari kita berpikir sejenak, “Akar mangrove saja bisa menahan beban manusia lebih dari 80 Kg, Bagaimana kalau ada 1000 pohon mangrove? Niscaya mungkin bisa menahan Tsunami !!!”.
So, mari selamatkan ekosistem mangrove sekarang juga!
Hijau Pesisirku!
Belukap Mangrove Club IK UR

Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Negara kita sudah lama dikenal oleh Negara-negara lain sebagai Negara yang kaya akan hasil kelautannya sehingga Indonesia disebut sebagai Negara maritime dan sebagai Negara kepulauan yang terbesar di dunia. Tiga perempat dari luas Negara Indonesia atau sekitar 75% nya adalah diisi dengan lautan yang diperkirakan luasnya 5,8 Km2 dan mempunyai pulau yang terbanyak di dunia yaitu 17.500 pulau.
Dengan luasnya lautan yang dimiliki oleh Negara Indonesia, banyak sekali rahmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada Negara kita berupa kekayaan alam laut dan sumberdaya laut yang tidak ternilai harganya dan jarang kita jumpai di negara lain.
Mengingat besarnya potensi sumberdaya alam laut yang dimiliki Indonesaia, maka seharusnya Indonesia bisa menjadikan kekayaan tersebut sebagai unggulan negaranya. Salah satu contoh kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah hutan mangrovenya.
Hutan mangrove bisa kita jumpai disekitar pantai atau pesisir laut. Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut.
Sungguh unik sifat yang dimiliki hutan mangrove kalau kita bandingkan dengan tumbuh-tumbuhan lainnya. Salah satunya sifat keunikan mangrove adalah bisa hidup dikisaran salinitas yang tinggi, yang mana banyak spesies tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi tidak mampu untuk bertahan hidup di daerah tersebut. Kemudian mangrove juga bisa bertahan di air tawar yang dialirkan oleh sungai di saat pasang sehingga mangrove dikelilingi oleh air garam dan air tawar.
Mangrove adalah salah satu jenis tanaman dikotil yang ada di bumi ini. Kita pasti sudah tahu apa itu tanaman dikotil? Yaitu tumbuhan yang buahnya berbiji berkeping atau berbelah dua. Hutan mangrove ditemukan antara 320 Lintang Utara dan 380 Lintang Selatan atau yang lebih mudah kita pahami yaitu tersebar di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropics. Menurut Snedaker (1978), hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Mangrove hidupnya pada temperatur 19°C sampai 40° C dengan toleransi fluktuasi tidak lebih dari 100C di tropis.
Di Indonesia luas hutan mangrovenya sekitar 27% atau sekitar 4,25 juta hektar dari luasan mangrove di dunia. Adapun sebaran hutan mangrove di dunia adalah seluas 15.429.000 hektar, yang mana tersebar di garis pantai Kepulauan Karibia sebesar 25% dan 75% nya tersebar di daerah pantai kawasan Amerika Selatan dan Asia.
Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara langsung (non economic value) maupun tidak langsung (economic vallues) terhadap kehidupan manusia seperti pelindung garis pantai akbat dari abrasi yang disebabkan oleh pasang surut, tempat tinggal berbagai organisme, tempat pencarian makan, tempat berpijah bagi ikan-ikan dan lain sebagainya. Selain itu, ekosistem mangrove merupakan rantai dari ekosistem lain yang kita jumpai dilaut seperti ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang. Hancur atau rusaknya salah satu dari ketiga ekosistem tersebut menyebabkan ekosistem yang lain juga ikut hancur atau rusak dengan kata lain satu hati satu jiwa. Keterkaitan ketiga ekosistem tersebut mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat tinggi antara satu dengan yang lainnya bagi biota-biota di sekitarnya.
Kerusakan ekosistem mangrove di Indonesia sekarang ini sudah mencapai 70%. Malahan di beberapa kawasan pesisir Indonesia, kerusakan hutan mangrove sudah sangat parah yaitu mencapai 90%. Hasil penelitian ICoMAR pada tahun 1997 mengenai kondisi hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam yang mencapai 150.000 hektar, kini hanya tersisa 15% atau sekitar 2.000 hektar. Di kawasan pantai Utara Jakarta pada tahun 1998 luasan hutan mangrove mencapai 1.200 hektar, namun kini hanya tersisa 27% atau sekitar 372 hektar. Penurunan luasan hutan mangrove pun terjadi di daratan Sumatera seperti Bengkulu (sebesar 35% atau 11.000 hektar), Aceh kerusakan hutan mangrovenya hampir di seluruh kawasan pesisirnya yang mencapai 33.000 hektar dan daerah-daerah lainnya (DKP 2005).
Kita lihat kondisi hutan mangrove di Riau. Pada tahun 1997 luas hutan mangrove di Riau sekitar 234.517 hektar yang mana bisa kita jumpai di Kabupaten Bengkalis sekitar 31.697 hektar dan Indragiri Hilir sekitar 135,99 hektar (Dinas Kehutanan Dati I Riau,1997). Sedangkan di Kota Dumai, luas hutan mangrovenya diperkirakan 5.329,857 hektar pada tahun 2002 yang semulanya pada tahun 1998 seluas 5.883,254 hektar dan tingkat penurunan luas mangrovenya sebesar 553,397 hektar atau sebesar 9,39%.
Ancaman kerusakan yang lebih besar terus meningkat seiring dengan ikut menurunnya kualitas kehidupan masyarakat di kawasan pesisir dan seringnya terjadi bencana. Dimana kerusakan ekosistem mangrove oleh aktivitas manusia berupa reklamasi pantai untuk perluasan pemukiman, industri, bisnis dan perluasan untuk budidaya tambak maupun produksi garam serta penebangan kayu mangrove sebagai bahan baku penyangga bangunan.
Dengan semakin rusaknya ekosistem mangrove tersebut menyebabkan terganggunya fungsi ekologis dari ekosistem mangrove. Di Kota Dumai misalnya hasil produksi kayu bakau mengalami peningkatan dari 1.883,58 m3 pada tahun 1999 meningkat menjadi 192.295,00 m3 pada tahun 2001 (Badan Pusat Statistik, 2001). Hal ini menggambarkan telah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap ekosistem mangrove di Kota Dumai yang berdampak terhadap pemanasan global contohnya.
Indonesia sebagai pemilik salah satu hutan tropis terbesar di dunia ternyata memiliki andil yang cukup besar terhadap pembuangan emisi gas rumah kaca (GRK) yakni melalui penebangan dan kebakaran hutan seperti hutan mangrove. Sejumlah 20% nya adalah sumbangan untuk Gas Rumah Kaca dari total emisi gas secara global sehingga penyebab terjadinya pemanasan global dikarenakan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir.
Pemanasan global yang menjadi isu-isu yang menakutkan bagi kita semua disaat sekarang ini terjadi karena peningkatan suhu permukaan bumi. Pemanasan global dapat diartikan secara sederhana, yakni panas yang diserap hanya sebagian dan memantulkan kembali sisanya ke bumi. Sebagian dari panas ini mengandung radiasi infra merah gelombang panjang ke luar angkasa. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca. Gas-gas tersebut menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi, akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata rata tahunan bumi terus meningkat. Jika konsentrasi gas-gas tersebut terus meningkat di atmosfer, maka akan semakin banyak panas yang terpantul ke bumi.
Sebagaimana yang saya baca dari salah satu media visual menyatakan bahwa “suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat sekitar 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir dan ini diperkuat dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang menyimpulkan sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global terjadi sejak pertengahan abad ke-20”.
Mungkin kita masih ingat akan event besar pada tahun 2007 yang merupakan suatu niat untuk membahas perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang diberi nama UNFCCC (United Nation of Framework Convention on Climate Change). Dalam konferensi tingkat dunia yang dilaksanakan di Bali tersebut, menempatkan hutan mangrove salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi dalam menekan perubahan iklim. Kaitannya dengan perubahan iklim adalah keberadaan hutan mangrove sebagai penyerap panas (gas karbondioksida). Salah satu gagasan utama yang dibahas dalam konferensi Bali adalah melalui mekanisme perdagangan karbon. Mekanisme perdagangan karbon yang dicanangkan dunia dengan istilah Reduction Emission of Deforestation (RED) oleh Indonesia di tegaskan kembali menjadi Reduction Emission of Deforestation and Degradation in Indonesia (REDDI) di tujukan kepada negara-negara penyumbang terbesar emisi gas karbon seperti Amerika Serikat dan juga kepada Negara-negara pemilik hutan tropis yang mampu menyerap karbon di udara

Menurut White dalam Naamin (1990) ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir yang subur dengan produktivitas tinggi yang mana produktivitas primer ekosistem mangrove bisa menyumbang sekitar 400 sampai 5000 g karbon/m2/tahun. Keeley (2007) menambahkan manfaaat yang diberikan oleh rawa mangrove yaitu menyumbang 24% dari 6,4% yang menyelimuti bumi untuk produktivitas global dapat menyerap karbon dalam jumlah besar dan mengubahnya menjadi makanan bagi hewan lain. Kemudian diperkuat lagi oleh data Departemen Kelautan dan Perikanan dalam Suryandari (2008) bahwasannya mangrove dengan luasan 93 ribu Km2 memiliki daya serap karbon sejumlah 75,4 juta ton per tahun atau dengan kata lain 1 hektar luasan mangrove mampu menyerap 8,11 ton karbon per tahunnya.
Menjaga hutan berarti melindungi kehidupan di muka bumi karena apabila hutan (mangrove misalnya) rusak, maka banyak jasa lingkungan yang hilang akibat kerusakan tersebut. Namun, ada ataupun tidak adanya perdagangan karbon kita wajib untuk menjaga kelestarian hutan khususnya hutan mangrove. Apalagi kelestarian hutan mangrove sangat tergantung pada tangan masyarakat pesisir yang sering memanfaatkan hutan mangrove dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini dikarenakan merekalah ujung tombaknya dalam keberlangsungan ekosistem hutan mangrove kedepannya.
Belukap Mangrove Club IK UR

Pekanbaru - bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Tanggal 29 November 2010, tepatnya pukul 08.00 WIB, PUSDIKROVE (Pusat Pendidikan Mangrove) BMC diramaikan dengan kedatangan tamu cilik yang berasal dari berbagai sekolah di Kota Dumai mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tamu cilik tersebut juga ada yang belum mengenyam bangku PAUD alias belum sekolah.
Maksud kedatangan tamu cilik ke PUSDIKROVE BMC adalah untuk mengenal mangrove lebih dekat walaupun sebagian dari mereka ada yang bertempat tinggal tidak jauh dari hutan mangrove.
Sesampainya di Kampus Marine Station Jurusan Ilmu Kelautan, mereka disambut baik oleh Belukers-Belukers BMC dengan senyuman yang menawan dan salam perkenalan untuk mewarnai kehangatan dipagi itu. Sebelum memasuki area PUSDIKROVE tamu cilik ini diberi penjelasan terlebih dahulu tentang apa-apa yang ada diarea PUSDIKROVE yang tak lama lagi akan mereka jelajahi.
Setelah memberikan penjelasan yang cukup, mereka diajak oleh Saudara Syahrial dan Belukers yang lain untuk berkeliling sembari mengenal mangrove itu bagaimana?. Disaat mengelilingi PUSDIKROVE tidak terlepas dari canda tawa yang membuat para Belukers lebih dekat dengan tamu cilik kami ini.
Selain kegiatan perkenalan mangrove, tamu cilik ini juga diperkenalkan games yang memacu kekompokan sesama mereka yang dipimpin oleh Saudara Syahrial. Disaat games berlangsung, mereka mengikuti semua perintah yang dilantunkan oleh Saudara Syahrial dan hal hasil kegembiraan terlukis diwajah tiap-tiap tamu cilik kami ini. Ayo semangat terus sahabat cilik, kenali alammu lebih baik dan jadikanlah alammu sebagai teladan dalam hidup mu.
Hijau Pesisirku!