Belukap Mangrove Club IK UR

Inilah 5 Spesies Mangrove yang Sering Dijadikan Hiasan dan Pewangi Ruangan
Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Menyadari pentingnya keberadaan hutan mangrove di ekosistem pesisir dan masih terbatasnya pengetahuan Sokers tentang manfaat mangrove selain manfaat yang sering di ulas (fisik, biologi dan sosial ekonomi), maka dari itu perlu adanya pembahasan yang lebih detil dari tiap spesies mangrove yang sangat perlu dicermat agar rungan atau sudut rumah menjadi indah dan wangi.
1. Aegiceras corniculatum
Aegiceras corniculatum merupakan semak atau pohon yang selalu hijau dan tumbuh lurus dengan ketinggian pohon mencapai 6m. Aegiceras corniculatum memiliki nama lokal atau nama lain yang sering disebut oleh masyarakat setempat dengan nama teruntun, gigi gajah, perepat tudung, perpat kecil, tudung laut, duduk agung, teruntung, kayu sila, klungkum dan gedangan.
Aegiceras corniculatum tergolong dalam klasifikasi Kingdom : Plantae, Divisi : Pteridophyta, Kelas : Filicopsida (Pteridopsida), Ordo : Primulales, Family : Myrsinacea, Genus : Aegiceras dan Spesies : Aegiceras corniculatum.
Aegiceras corniculatum memiliki persamaan atau sinonim dari Aegiceras majus Gaertn dan Rhizophora corniculata Linn. Akar Aegiceras corniculatum menjalar di permukaan tanah, batangnya berwarna abu-abu hingga coklat kemerahan (bagian kulit kayu luar), bercelah dan memiliki sejumlah lentisel.
Daun Aegiceras corniculatum bercirikan daun berkulit, terang, berwarna hijau mengkilat pada bagian atas dan hijau pucat di bagian bawah, seringkali bercampur warna agak kemerahan. Kelenjar pembuangan garam terletak pada permukaan daun dan gagangnya. Letak daun bersilangan, bentuknya bulat telur terbalik hingga elips. Ujung daun membundar dengan ukuran daun 11 x 7,5 cm.
Aegiceras corniculatum  memiliki sejumlah bunga dengan ciri-ciri dalam satu tandan terdapat banyak bunga yang bergantungan seperti lampion, dengan masing-masing tangkai/gagang bunga panjangnya 8-12 mm. Letak: di ujung tandan/tangkai bunga. Formasi bunga berbantuk payung. Daun Mahkota ada 5; berwarna putih dan ditutupi rambut pendek halus dengan ukuran daun mahkotanya 5-6 mm. Kelopak bunga ada 5 dan berwarna putih-hijau.
Aegiceras corniculatum  juga memiliki buah dengan warna hijau hingga merah jambon (jika sudah matang), permukaan halus, membengkok seperti sabit. Dalam buah terdapat satu biji yang membesar dan cepat rontok. Ukuran buahnya adalah panjangnya mencapai 5-7,5 cm dan berdiameter 0,7 cm.
Dalam ekologi, Aegiceras corniculatum  memiliki toleransi yang tinggi terhadap salinitas, tanah dan cahaya yang beragam. Umumnya Aegiceras corniculatum  tumbuh di tepi daratan daerah mangrove yang tergenang oleh pasang naik yang normal, serta di bagian tepi dari jalur air yang bersifat payau secara musiman. Aegiceras corniculatum  berbunga sepanjang tahun dan dalam penyerbukan dibantu oleh serangga. Biji tumbuh secara semi-vivipar, dimana embrio muncul melalui kulit buah ketika buah yang membesar rontok. Biasanya segera tumbuh sekelompok anakan di bawah pohon dewasa. Buah dan biji telah teradaptasi dengan baik terhadap penyebaran melalui air.
Aegiceras corniculatum ditemukan di Sri Lanka, Malaysia, seluruh Indonesia, Papua New Guinea, Cina selatan, Australia dan Kepulauan Solomon. Bagian dari Aegiceras corniculatum  yang dimanfaatkan sebagai hiasan dan pewangi adalah bunganya.
2. Barringtonia asiatica
Barringtonia asiatica merupakan pohon berukuran kecil hingga sedang dengan ketinggian 7-20 m dan berdiameter 25-100 cm. Mahkota pohon berdaun besar dan rimbun. Kulit kayu abu-abu agak merah muda dan halus serta memiliki ranting yang tebal.
Daun Barringtonia asiatica berwarna hijau tua, agak tebal, berkulit dan urat daun nampak jelas. Ketika masih muda daun berwarna agak merah muda, ketika tua berwarna kuning atau merah muda pucat. Letak daun bersilangan dengan bentuk bulat telur terbalik. Ujungnya agak membundar dan tumpul. Ukuran panjangnya mencapai 15-45 cm dan lebar mencapai 9-20 cm.
Bunga Barringtonia asiatica menggantung, berukuran sangat besar, diameternya sampai 10 cm dan harum. Formasi bunganya bergerombol dan menggantung seperti payung. Daun mahkota ada 4, berwarna putih dan kuning. Kelopak bunganya berwarna putih kehijauan. Benangsari: banyak dan panjang, warnanya merah di bagian ujung dan putih di dekat pangkal.
Buah : besar, permukaan halus dan berbentuk tetrahedral/piramid seperti buah delima. Buah berwarna hijau (kadang tersamar oleh warna daunnya) lalu berubah menjadi cokelat. Berisi satu biji berukuran besar. Ukuran: diameter buah 10- 15 cm.
Ekologi : tumbuh di hutan pantai, pantai dan pantai berkarang, kadang-kadang di mangrove. Tumbuh sama baiknya di daratan. Buah sering terlihat mengapung sepanjang pantai. Mereka mengapung dan dapat tumbuh setelah menempuh perjalanan yang jauh. Bunga terbuka setelah matahari tenggelam dan rontok menjelang pagi, sehingga hanya terbuka satu malam saja. Penyerbukan kemungkinan dilakukan oleh ngengat besar.
Barringtonia asiatica ditemukan di Madagaskar hingga Pasifik Barat. Tercatat di seluruh Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Sunda Kecil dan Maluku.
3. Cerbera manghas
Deskripsi : Pohon atau belukar dengan ketinggian mencapai 20 m. Kulit kayu bercelah, berwarna abu-abu hingga cokelat, memiliki lentisel dan cairan putih susu. Akar menjalar di permukaan tanah, tetapi kurang memiliki akar udara dan akar nafas.
Daun  : Agak gelap, hijau mengkilap di bagian atas dan hijau pucat di bagian bawah. Unit & Letak: sederhana dan bersilangan. Bentuk: bulat memanjang atau lanset, seperti daun mangga. Ujung: meruncing. Ukuran: 10-28 x 2-8 cm.
Bunga : Biasanya terdapat 20 –30 bunga pada setiap tandan. Letak: di ujung cabang. Formasi: berkelompok secara tidak beraturan. Daun mahkota: 5, putih bersih dengan bagian pusat berwarna jingga hingga merah muda-merah. Kelopak bunga: 5, putih kehijauan, jaraknya agak jauh dari daun mahkota. Benang sari: tidak bergagang, menempel pada mulut tabung. Perpanjangan dari masing-masing benang sari yang berambut dan berbentuk seperti taji menutupi kerongkongan tabung mahkota bunga.
Buah : Berbentuk bulat, hijau hingga hijau kemerahan, mengkilat dan berdaging. Selintas bentuknya menyerupai buah mangga. Ukuran: diameter buah 6-8 cm. Sedangkan ekologinya, tumbuh di hutan rawa pesisir atau di pantai hingga jauh ke darat (400 m d.p.l), menyukai tanah pasir yang memiliki sistem pengeringan yang baik, terbuka terhadap udara dari laut serta tempat yang tidak teratur tergenang oleh pasang surut. Biasanya tumbuh di bagian tepi daratan dari mangrove.
Penyebaran : Kemungkinan di seluruh Indonesia. Tercatat di Bali, Jawa, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Timor dan Irian Jaya. Tersebar di PNG, Kepulauan Bismarck dan seluruh Kepulauan Solomon.
4. Pandanus odoratissima
Pandanus odoratissima, pohonnya mencapai ketinggian hingga 6 m. Ciri daunnya berduri pada sisi daun dan ujungnya tajam dengan panjang daun antara 0,5–2,0 meter. Letak bunganya di ujung, disertai dengan jumlah benang sari yang banyak dan formasi bunganya seperti payung. Buah dari Pandanus odoratissima seperti nenas dan kalau sudah masak berwarna merah. Pandanus odoratissima, tumbuh pada habitat dengan substrat berpasir di depan garis pantai, terkena pasang surut hingga agak ke belakang garis pantai. Dan penyebaran Pandanus odoratissima, ditemukan diseluruh Indonesia.
5. Pandanus tectorius
Pandanus tectorius hampir sama ciri, ekologi dan penyebarannya dengan Pandanus odoratissima. Tetapi yang membedakan diantara kedua spesies tersebut adalah pada buahnya, kalau buah dari Pandanus odoratissima seperti nenas dan kalau sudah masak berwarna merah sedangkan Pandanus tectorius seperti nenas dan kalau sudah masak berwarna kuning jeruk.







Hijau Pesisirku!

0 Responses

Posting Komentar