Cingam dan Kedabu, 2 Jenis Mangrove Terlangka dan Dilindungi Di Kota Dumai
Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Dari hasil pendataan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai tahun 2008 diketahui keragaman mangrove di kawasan pesisir Kota Dumai sebanyak 24 jenis mangrove sejati dan 27 jenis mangrove ikutan. Dari jumlah tersebut, terdapat jenis mangrove yang langka dan dilindungi yaitu Cingam (Scyphiphora hydrophyllaceae) dan Kedabu (Sonneratia ovata).
1. Cingam (Scyphiphora hydrophyllaceae)
Deskripsi : Semak tegak, selalu hijau, seringkali memiliki banyak cabang, ketinggian mencapai 3 m. Kulit kayu kasar berwarna coklat, cabang muda memiliki resin, kadang-kadang terdapat akar tunjang pada individu yang besar.
Daun : Daun berkulit dan mengkilap. Pinak daun berkelenjar, terletak pada pangkal gagang daun membentuk tutup berambut. Gagang daun lurus panjangnya hingga 13 mm. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: bulat telur terbalik. Ujung: membundar. Ukuran: 4-9 x 2-5 cm.
Bunga : Warna putih, hampir tak bertangkai, biseksual, terdapat pada tandan yang panjangnya hingga 15 mm. Letak: di ketiak daun. Formasi: kelompok (3-7 bunga per kelompok). Daun mahkota: 4-5; putih-agak merah, elips, 2-4 x 2- 2,5 mm, mulut berambut kasar. Kelopak bunga: 4-5; berbentuk mangkok, bawahnya seperti tabung (panjang 5mm). Benang sari: 4-5.
Buah : Silindris, berwarna hijau hingga coklat, berurat memanjang dan memiliki sisa daun kelopak bunga. Tidak membuka ketika matang. Terdapat 4 biji silindris. Ukuran: buah: panjang 8 mm, biji: 1 x 2 mm.
Ekologi : Tumbuh pada substrat lumpur, pasir dan karang pada tepi daratan mangrove atau pada pematang dan dekat jalur air. Nampaknya tidak toleran terhadap penggenangan air tawar dalam waktu yang lama dan biasanya menempati lokasi yang kerap tergenang oleh pasang surut. Dilaporkan tumbuh pada lokasi yang tidak cocok untuk dikolonisasi oleh jenis tumbuhan mangrove lainnya. Perbungaan terdapat sepanjang tahun, kemungkinan diserbuki sendiri atau oleh serangga. Nektar diproduksi oleh cakram kelenjar pada pangkal mahkota bunga. Banyak buah yang dihasilkan, akan tetapi pembiakan biji relatif rendah. Buah teradaptasi dengan baik untuk penyebaran oleh air karena kulit buahnya yang ringan dan mengapung.
Penyebaran : India, Sri Lanka, Malaysia, seluruh Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kepulauan Solomon dan Australia Tropis.
Manfaat : Kayu kemungkinan dapat digunakan untuk peralatan makan, seperti sendok. Daun dapat digunakan untuk mengatasi sakit perut.
Catatan : Sangat menyerupai Lumnitzera, tetapi daun Lumnitzera letaknya bersilangan.
2. Kedabu (Sonneratia ovata)
Deskripsi : Pohon berukuran kecil atau sedang, biasanya hingga 5 m, kadang-kadang mencapai 20 m, dengan cabang muda berbentuk segi empat serta akar nafas vertikal.
Daun : Gagang/tangkai daun panjangnya 2-15 mm. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: bulat telur. Ujung: membundar. Ukuran: 4-10 x 3-9 cm.
Bunga : Gagang/tangkai bunga lurus, panjang 1-2 cm, atau kadang-kadang tidak ada. Pucuk bunga berbentuk bulat telur lebar dan ditutupi oleh tonjolan kecil. Letak: di ujung. Formasi: soliter-kelompok (ada 1-3 bunga per kelompok). Daun mahkota: tidak ada. Kelopak bunga: bagian dalam merah. Panjangnya 2,5 - 4,5 cm. Tabung seperti mangkok, muncul dari gagang yang pendek. Benang sari: banyak, warnanya putih dan mudah rontok.
Buah : Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Ukuran hampir sama dengan S.alba. Ukuran: buah: diameter 3-5 cm.
Ekologi : Tumbuh di tepi daratan hutan mangrove yang airnya kurang asin, tanah berlumpur dan di sepanjang sungai kecil yang terkena pasang surut. Tidak pernah tumbuh pada substrat karang. Perbungaan terjadi sepanjang tahun.
Penyebaran : Di Thailand, Malaysia, Kepulauan Riau, Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Sungai Sebangau/Kalimantan Tengah, dan Papua New Guinea.
Manfaat : Kayu bakar. Buah muda dapat dimakan sebagai rujakan.
Hijau Pesisirku!
Posting Komentar