Wow Mangrove Bisa Mengobati Mata Tanpa Membahayakan Kesehatan
Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Nama keben mungkin masih asing di telinga kita. Keben (Baringtonia asiatica) merupakan tumbuhan berbentuk pohon yang mudah ditemukan di sepanjang pantai lautan Asia dan Pasifik. Di Indonesia khususnya Papua, biji keben dikenal sebagai racun ikan. Namun, tidak ada yang tahu bila biji keben memiliki manfaat yang lebih besar bagi manusia. Ekstrak biji keben ternyata dapat digunakan untuk membuat obat tetes mata yang mampu mengobati berbagai macam gangguan mata. Sejak ditemukan pada akhir 2002, obat tetes mata dari keben ini telah terbukti secara empiris mampu menyembuhkan puluhan ribu penderita penyakit mata dengan berbagai keluhan.
Keben (Barringtonia asiatica) tergolong kedalam Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magnoliopsida, Subkelas : Dilleniidae, Ordo : Lecythidales, Famili : Barringtoniaceae, Genus : Barringtonia dan Spesies : Barringtonia asiatica.
Hingga saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kandungan senyawa aktif dalam tanaman keben. Greshoff, peneliti dari Belanda menemukan zat-zat seperti saponin beracun di dalam biji yang sudah diterapkan dalam ilmu kedokteran. Dari penelitian-penelitian lain diketahui bahwa selain saponin, buah dan biji keben juga mengandung asam galat, asam hidrosianat yang terdiri dari monosakarida, serta triterpenoid yang terdiri dari asam bartogenat, asam 19-epibartogenat dan asam anhidro-bartogenat.
Senyawa aktif dalam biji buah ini, yang diduga kuat memiliki efek penyembuhan dalam pengobatan mata adalah dari golongan saponin. Beberapa jenis saponin telah berhasil diidentifikasi. saponin yang berasal dari buah keben merupakan saponin jenis baru. Dengan kandungan senyawa tersebut buah keben telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologis seperti anti bakteri, anti jamur, analgesic dan anti tumor.
Awal Mula Penemuan
Tanaman keben mudah sekali ditemukan di sepanjang Pantai Papua. Saat itu di Papua, Heinrich sedang mengamati penduduk Papua yang sedang membius ikan menggunakan biji keben yang dilumatkan dengan atau tanpa dicampur akar tuba dan ditaburkan ke permukaan kolam.
Setelah beberapa saat, ikan-ikan yang bersembunyi di dalam lopak-lopak dan paluh-paluh kolam akan mengambang di permukaan sehingga lebih mudah ditangkap. Namun, ikan-ikan tersebut tidak mati, hanya pingsan selama sekitar 20 menit. Bila tidak diambil dan efek biusnya habis, ikan yang pingsan akan pulih kembali dan berenang ke habitat asalnya seperti sediakala. Dugaannya, saponin, glukosida, dan beberapa zat lain yang terdapat dalam biji keben melumpuhkan sistem saraf pada badan dan mata ikan.
Setelah melihat hal tersebut, membuat Henrich tertarik untuk meneliti lebih jauh apa saja yang terjadi dengan ikan-ikan tersebut. Saat itu ia berfikir bahwa biji keben yang ditaburkan ke kolam telah mempengaruhi sistem saraf mata ikan sehingga menjadi seperti pingsan. Dan karena ikan tersebut dapat pulih kembali, berarti biji keben tersebut tidak merusak mata. Itulah yang membuat ia yakin bahwa ekstrak biji keben bisa mengobati gangguan mata dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Dan dari sinilah Heinrich mulai tertarik untuk mencoba memanfaatkan buah keben untuk pengobatan mata.
Hijau Pesisirku!
Posting Komentar