Mantap, Parameter Fisik Lingkungan Juga Mempengaruhi Guguran Serasah Mangrove Demi Biota Perairan
Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Selain faktor internal dari mangrove, guguran serasah dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa parameter fisik lingkungan. Suhu dan kelembaban udara mempengaruhi jatuhan serasah mangrove. Naiknya suhu udara akan menyebabkan menurunnya kelembaban udara sehingga transpirasi akan meningkat dan untuk menguranginya maka daun harus segera digugurkan (Salisbury, 1992).
Menurut Triswanto (1997), tumbuhan mangrove akan menggugurkan daun segarnya dibawah suhu optimum dan menghentikan produksi daun baru apabila suhu lingkungan di atas suhu optimum. Penelitian Hutchings dan Saenger (1987) menunjukkan bahwa temperatur optimum untuk Rhizophora stylosa dan Ceriops spp adalah 26-280C dan Bruguiera spp adalah 270C.
Sedangkan menurut Soeroyo (2003), faktor lain yang mempengaruhi guguran serasah mangrove adalah curah hujan. Guguran serasah mangrove Sembilang, Sumatera Selatan jauh lebih tinggi di musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau. Hal ini sejalan dengan penelitian Bunyavejchewin dan Nuyim (2001), guguran serasah daun di hutan mangrove primer Thailand Selatan sangat fluktuatif. Selama musim panas, serasah meningkat pada bulan Januari-Maret. Pertengahan musim hujan, serasah meningkat di bulan Juli-Agustus dan di akhir musim hujan serasah meningkat di bulan November-Desember.
Selain itu, penelitian Zamroni dan Rohyani (2007) di hutan mangrove Dusun Selindungan, memiliki kisaran kecepatan angin 0,2-1,3 m/s dengan rata-rata laju guguran serasah daun mangrove sebesar 1,96 g/pohon/hari. Laju guguran serasah daun jenis Rhizophora apiculata sebesar 1,85 g/pohon/hari di Dusun Selindungan.
Hijau Pesisirku!
Posting Komentar