Belukap Mangrove Club IK UR

Sedih, Nasib Malang Mangrove Desa Pantai
(Studi Kasus Di Kabupaten Probolinggo)

Pekanbaru – bmcmangrove.blogspot. Biru Lautku! Pengrusakan hutan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Probolinggo sebagian besar disebabkan terjadi konversi hutan mangrove menjadi areal pertambakan (36.84%). Konversi tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan fungsi hutan mangrove. Biasanya konversi lahan dilakukan oleh sebagian pengusaha tambak udang dan hatchery. Disamping itu, masyarakat Desa Pantai juga memanfaatkan untuk pertambakan tradisional. Ditebangnya mangrove dimaksudkan agar intensitas sinar matahari yang cukup baik bagi tambak sehingga tidak ada tempat untuk tanaman mangrove tumbuh dan kurang dikehendaki keberadaannya di daerah tambak.
Siswa-siswi SMAN 2 Probolinggo Menanam Mangrove
Disamping itu pemanfaatan untuk pemukiman, hotel dan industri sudah mulai merambah hutan mangrove terutama untuk menunjang pengembangan pariwisita. Konsekuensinya, memang harus menggunaakan hutan mangrove serta menarik masyarakat untuk bermukin di sentral sektor wisata.
Tabel 1. Persepsi Responden Mengenai Manfaat Hutan Mangrove Segi Ekonomi

No
Parameter
Persentase (%)
1.
Sangat bermanfaat
Alasan :


  • Tempat mencari kayu bakar
5.26

  • Kayu hutan mangrove untuk dijual
5.26

  • Tempat untuk mencari ikan, kepiting
21.05
2.
Bermanfaat
Alasan :


  • Tempat mencari kayu bakar
15.79

  • Kayu hutan mangrove untuk dijual
10.53

  • Tempat untuk mencari ikan, kepiting
5.26
3.
Tidak bermanfaat
Alasan :


Tidak ada yang bisa dimanfaatkan
36.84

Masyarakat Desa Pantai menganggap bahwa hutan mangrove tidak mempunyai nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan yaitu sebesar 36.84%. Kenyataannya dengan terpeliharanya kelestarian hutan mangrove, maka akan merangsang berkembangnya biota laut yang berarti akan mendukung peningkatan produksi dan pendapatan para pencari ikan, kepiting dan nelayan dari peningkatan hasil tangkapannya.
Keberadaan hutan mangrove akan terasa bermanfaat jika dampaknya terlihat nyata. Bahwa manfaat hutan mangrove dari aspek teknis dapat memberikan peluang bagi petambak untuk membuka atau memperluas areal pertambakannya akibat tanah oloran (36.84%). Maksudnya tanah tambak yang makin meluas kearah laut, kondisi ini sejalan dengan pendangkalan daerah pantai yang berakibat sebaliknya akan merusak daerah padang lamun dan terumbu karang yang ada di depannya.
Tabel 2. Persepsi Responden Mengenai Manfaat Hutan Mangrove Segi Teknis
No.
Parameter
Persentase (%)
1.
Sangat bermanfaat
Alasan :


  • Mencegah terjadinya abrasi pantai
10.53

  • Mengurangi ombak dan volume air di pantai
5.26

  • Pemanfaatan tanah oloran untuk tambak
36.84
2.
Bermanfaat
Alasan :


  • Mencegah terjadinya abrasi pantai
15.79

  • Mengurangi ombak dan volume air di pantai
5.26

  • Pemanfaatan tanah oloran untuk tambak
21.05
3.
Tidak bermanfaat


  • Tidak ada dampak
5.26
Sedangkan pengetahuan masyarakat pesisir mengenai manfaat hutan mangrove dari aspek social banyak yang tidak mengetahui dan menyatakan tidak ada manfaatnnya yaitu 47.37%.
Tabel 3. Persepsi Responden Mengenai Manfaat Hutan Mangrove Segi Sosial

No.
Parameter
Persentase (%)
1.
Sangat bermanfaat
Alasan :


  • Mengurangi pengangguran/menyerap tenaga kerja
5.26

  • Menambah Keindahan pemandangan
10.53
2.
Bermanfaat
Alasan :


  • Dapat Mengurangi pengangguran/menyerap tenaga kerja
21.05

  • Mengurangi ombak dan volume air di pantai
15.79
3.
Tidak bermanfaat


  • Tidak ada manfaatnya
47.37

Begitu pula tentang pengetahuan masyarakat pesisir mengenai manfaat hutan mangrove dari aspek ekologis menyatakan keberadaan hutan mangrove akan menjaga biota pantai yaitu 26.32% dalam table di bawah ini :
Tabel 4. Persepsi Responden Mengenai Manfaat Hutan Mangrove Segi Ekologis

No.
Parameter
Persentase (%)
1.
Sangat bermanfaat
Alasan :


  • Sebagai media untuk pemijahan benih ikan
21.05

  • Menjaga keberadaan biota pantai
26.32
2.
Bermanfaat
Alasan :


  • Sebagai media untuk pemijahan benih ikan
15.79

  • Menjaga keberadaan biota pantai
21.05
3.
Tidak bermanfaat


  • Tidak ada yang bisa dimanfaatnya
15.79

Sedangkan upaya penyuluhan dari dinas terkait kepada masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir dan fungsinya bagi kehidupan manusia masih kurang yaitu para responden menyatakan tidak pernah menerima penyuluhan sebesar 78,33%.
Tabel 5. Frekwensi Penyuluhan Tentang Pengembangan dan Pelestarian Potensi Hutan Mangrove Bagi Masyarakat pesisir

No
Parameter
Persentase (%)
1.
Sangat Sering
5.26
2.
Sering
10.53
3.
Jarang
15.79
4.
Tidak Pernah
68.42
 .
Pelaku pengrusakan hutan mangrove terbesar disebabkan oleh oknum pengusaha yaitu sebesar 52.63% dan pemerintah 21.05%. Hal ini karena masyarakat berpersepsi bahwa pengusaha tidak akan bisa berdiri sendiri akan tetapi bekerjasama dengan oknum pemerintah terutama dalam peralihan lahan hutan mangrove yang diperuntukkan pada pembuatan tambak intensif.
Tabel 6. Persepsi Responden terhadap Penyebab Kerusakan Hutan Mangrove

No
Parameter
Persentase (%)
1.
Masyarakat Pesisir
10.53
2.
Masyarakat Luar
15.79
3.
Aparat Pemerintah
21.05
4.
Pengusaha
52.63

Dengan melihat kondisi hutan mangrove yang berada di pesisir Kabupaten Probolinggo harusnya pemerintah cepat melakukan tindakan penyelamatan pelestarian karena kondisi hutan sudah sangat tidak baik (36.84%) dari persepsi responden terhadap kondisi hutan mangrove yang lebih mengetahui tingkat perkembangan dari tahun ke tahun.
Tabel 7. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Hutan Mangrove
No
Parameter
Persentase (%)
1.
Sangat Baik
15.79
2.
Baik
10.53
3.
Sedang
15.79
4.
Kurang Baik
21.05
5.
Sangat Tidak Baik
36.84

Sedangkan persepsi responden terhadap sistem pengelolaan hutan mangrove di kawasan pesisir Kabupaten Probolinggo seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 8. Persepsi Responden Terhadap Sistem Pengelolaan Hutan Mangrove

No
Parameter
Persentase (%)
1.
Sangat Baik
15.79
2.
Baik
10.53
3.
Sedang
15.79
4.
Kurang Baik
26.32
5.
Sangat Tidak Baik
31.58

Selain kondisi hutan mangrove yang sangat tidak baik diperparah lagi oleh sistem pengelolaan hutan mangrove yang juga sangat tidak baik (persepsi responden terhadap sistem pengelolaan hutan mangrove di pesisir Kabupaten Probolinggo sebesar 31.58% menyatakan sangat tidak baik dan 26.32% menyatakan kurang baik). Oleh karena itu upaya pelestarian dan pengamanan hutan mangrove akan mengalami kendala yang cukup berarti sehingga diperlukan strategi pelestarian hutan mangrove yang baru terutama yang melibatkan unsur masyarakat dalam pengelolaannya. Keterlibatan masyarakat ini sangat penting karena rendahnya keperdulian masyarakat terhadap aktivitas yang mengganggu keberadaan hutan mangrove, sebagaimana pada table berikut ini :
No
Parameter
Persentase (%)
1.
Menegur
21.05
2.
Diam Saja (tidak mau terlibat)
52.63
3.
Melapor Kedesa/Kecamatan dan Keamanan
26.31

Hijau Pesisirku!
Dikutip dari Tulisan R. Abdoel Djamali



0 Responses

Posting Komentar